News

PPAKI dan BRIN Kerjasama Tingkatkan Ketahanan Bahan Baku Kosmetik

Jakarta (ANTARA) – Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAKI) kerja sama meningkatkan ketahanan bahan baku kosmetik melalui inovasi dan riset bahan alam Indonesia.
Ketua Umum PPAKI Solihin Sofian dalam keterangannya, Rabu mengatakan peran serta asosiasi kosmetik akan semakin luas. Kami bercita-cita membentuk satu ekosistem dari hulu ke industri kita sendiri.

Berita ini telah tayang sebelumnya di ANTARA dengan judul “PPAKI dan BRIN kerja sama tingkatkan ketahanan bahan baku kosmetik”

Ia mengatakan penguatan industri semakin penting disamping regulasi yang diharapkan memberi kenyamanan bagi industri kosmetik.

“Kami jadikan momen untuk kembali menyatukan pelaku dalam industri kecantikan di Indonesia dan mengembangkan produk kosmetika lokal Indonesia dengan daya saing yang meningkat untuk berkompetisi dengan produk asing,” ujarnya.

Sesi selanjutnya berupa pemaparan materi bertema “Pengembangan Kanal Distribusi untuk Produk Kosmetika Berbahan Dasar Alam: Tantangan dan Peluang di Era Digital” yang dibawakan oleh Roy Nicholas Mandey – Chairman of FAPRA (Federation of Asia-Pasific Retail Association) & APRINDO (Indonesia Retail Association-Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia) .

Saat acara talkshow yang mengangkat tema “Penguatan Peran Asosiasi Kosmetika (PPAKI) serta Pemanfaatan Bahan Baku Alam di Industri Kosmetika”  menghadirkan narasumber yakni Mulyana Hadipernata, S.TP, M.Sc, Ph.D (BRIN), Dian Putri Anggraweni, S.Si, Apt. M.Farm (Direktur Standarisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI), dan Fitria Rachmawati, S.Si, M.S.E (Pejabat Fungsional Pembina Industri Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian RI) dengan moderator Ketua Harian PPAKI Kusuma Ida Anjani, MBus, MAppFin.

Kusuma Ida Anjani selepas acara talkshow menuturkan kosmetika tematik Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang.

Menurut Research Series Kementerian Luar Negeri, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi alam luar biasa, terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telah diidentifikasi dan 950 spesies yang diantaranya memiliki fungsi tanaman obat, yaitu tumbuhan, hewan, maupun mikroba yang memiliki potensi sebagai obat dan makanan kesehatan, inilah peluang yang harus bisa kita optimalkan kedepannya.***

PPA Kosmetika Dorong Kosmetik Lokal Naik Kelas

pelantikan ppak lombok

Lombok, Beritasatu.com – Ketua Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK), Solihin Sofian menuturkan bahwa industri kosmetik dalam negeri sangat diuntungkan dengan sumber daya lokal yang melimpah, salah satunya di NTB. 

“Kita bisa katakan bahwa potensi terbesar kita bahan baku alam yang menjadi daya jual utama kita di Indonesia. Wisata halal juga bisa dimulai dari sini. Pelaku usaha kita bisa terus berkreasi, bersinergi dengan pemerintah untuk memajukan industri kosmetika,” tutur Solihin Sofian ketika mengukuhkan kepengurusan DPD NTB, belum lama ini.

Berita ini telah tayang sebelumnya di Berita Satu dengan judul ” PPAK Dorong Kosmetika Lokal Naik Kelas”

NTB dikenal memiliki bahan-bahan lokal bisa dimanfaatkan, seperti beras, kopi, kunyit, coklat, rumput laut, sehingga banyak bahan baku alam di NTB dapat diangkat secara nasional bahkan internasional.

PPAK yang baru mengukuhkan kepengurusannya dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha bidang kosmetik di NTB untuk meningkatkan kualitas produknya. Termasuk dalam hal pengurusan izin BPOM, sinergi dengan pemerintah, dan lain-lain.

Lebih lanjut Ketua Harian PPA Kosmetika Kusuma Ida Anjani juga menyoroti pentingnya kosmetik halal bagi konsumen.

“Berdasarkan UU nomor 33 tahun 2014, Kosmetik merupakan jenis produk yang diwajibkan bersertifikasi halal. Bahkan, dikutip dari State of Global Islamic Economy 2020/2021, Indonesia menduduki peringkat ke-2 di dunia untuk kategori besar konsumen kosmetika halal. Melihat potensi ini dan sejalan dengan program pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia, PPAK turut mendukung inovasi dan perkembangan industri kosmetika halal Indonesia sehingga produk-produk kosmetik halal Indonesia mampu bersaing dalam skala nasional dan global,” ujar Kusuma Ida Anjani.

Sementara itu Ketua DPD PPAK NTB, Septian Erianty, menekankan pentingnya kolaborasi dalam berusaha, bukan hanya kompetisi. Menurutnya Melimpahnya bahan baku lokal yang digunakan pada produk kosmetik oleh pelaku usaha di NTB, dapat mendukung berkembangnya kosmetik tematik.

“Dengan dukungan dari BPOM dan PPA Kosmetika, kendala yang sering terjadi dalam pengembangan kosmetik tematik seperti riset, registrasi hingga pendampingan UMKM dapat teratasi sehingga UMKM Kosmetik dapat berjaya di negeri sendiri,” tambah Septian. ***

Scroll to Top